Selasa, 30 September 2014

CERITA RAKYAT TIMUN MAS



CERITA RAKYAT TIMUN MAS
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal disebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia sayangnya mereka belum juga dikaruniai seorang anak pun.  Setiap hari mereka berdoa kepada yang kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari raksasa melewati tempat tinggal mereka. Tanpa sengaja raksasa mendengar doa istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
“tanamlah biji ini, nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan.” Kata sang raksasa.
“terima kasih raksasa” kata suami istri itu berbarengan.
“namun ada syaratnya,  pada usia 17 tahun anak perempuan itu harus kau serahkan kepadaku.” Sahut raksasa.
Suami istri itu sangat merindukan seorang anak, karena itu tanpa berpikir panjag mereka setuju. Sesuai perintah dari sang raksasa, sepasang suami istri itu kemudian menanam biji biji mentimun. Setiap hari mereka membuat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin.
Berbulan bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat, ketika buah itu masak mereka memetiknya. Dengan hati hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia, mereka member nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Namun mereka menjadi sangat takut, karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke 17 sang raksasa akan dating kembali. Raksasa itu menagih janji untuk mengambil Timun Mas. Akhirnya raksasa itu dating juga untuk menagih janjinya.
“hai, mana anak itu? Pasti sekarang sudah tumbuh besar, dan pasti sangat lezat tubuhnya untuk aku makan?”kata sang raksasa.
Petani itu mencoba tenang.
“tunggulah sebentar Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya” katanya.
Petani itu segera menemui anaknya “anakku ambilah ini” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain.
“ini akan menolongmu melawan raksasa, sekarang larilah secepat mungkin” kata petani itu. Timun Mas pun segera melarikan diri.
Raksasa menunggu cukup lama, ia menjadi tak sabar. Akhirnya ia tahu jika telah dibohongi suami istri itu. Dengan amarahnya ia lalu menghancurkan pondok petani itu, dan mengejar Timun Mask e hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas, semakin dekat dan semakin dekat. Timun Mas segera mengambil garam dari kantong yang telah diberikan ayahnya.lalu garam itu ditaburkan kea rah raksasa. Tiba tiba saja laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi, sang raksasa pun hamper berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Diambilnya segenggam cabai, cabai itu dilemparnya kea rah raksasa. Seketika pohon dengan rating dan duri yang tajam memerangkap raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara itu Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Namun raksasa sungguh kuat. Lagi lagi ia berhasil meloloskan diri dan mengejar Timun Mas. Maka, Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan raksasa pun tertidur. Timun Mas kembali melarikan diri, ia berlari sekuat tenaga namun kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena raksasa bangun dari tidurnya. Raksasa lagi lagi hamper menagkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir segenggam terasi udang. Lagi lagi terjadi keajaiban, sebuah daau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tanganya hamper menggapai Timun Mas, namun danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panic.
“tolong!!! Tolong aku!!!” teriak raksasa.
Timun Mas yang sudah hamper melarikan diri kembali sempat terhenti langkahnya. Ia menoleh ke tengah danau hatinya tak tega. Akhirnya dengan kebaikan hati yang dimilikinya, diambilnya sebatang kayu. Dengan bersusah payah dijulurkanya kayu itu kea rah sang raksasa.
“Pegang kayu ini” pinta Timun Mas.
Namun sang raksasa sudah terlalu panic, ia terus meronta ronta. Semakin lama ia semakin tenggelam. Pada akhirnya ia pun mati tenggelam. Timun Mas slamat walaupun dengan hati yang sedih karena tak berhasil menyelamatkan snag raksasa, ia kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat.
“terima kasih tuhan, kau telah menyelamatkan anakku” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar